Entri yang Diunggulkan

Tata cara dan aturan import dan ekspor barang

I. KEDATANGAN BARANG IMPOR 1. Kedatangan Sarana Pengangkut A. Sebelum Kedatangan Sarana Pengangkut Kewajiban Pengangkut : 1. Pengangk...

Minggu, 15 Januari 2017

Manajemen Keuangan metode perhitungan dengan net present value, Profitabilitas Index, Payback Period, Average Rate of Return (ARR)



A
gar dapat mengambil keputusan investasi maka syarat mutlak yang harus Anda kuasai adalah metode penilaian investasi. Paling tidak terdapat 5 (lima) metode yang dapat dikemukakan di sini.
1.   Net Present Value (NPV) adalah metode yang memperhitungkan pola cash flows dari suatu investasi dalam kaitannya dengan waktu berdasarkan discount rate tertentu.
NPV = PV penerimaan – PV pengeluaran
2.   Profitabilitas Index (PI) merupakan perbandingan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Dinyatakan dalam rumus:
3.   Payback Period (PP) yaitu metode yang menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi seperti semula, melalui yang dihasilkan dalam setiap periode.

4.   Average Rate of Return (ARR) adalah metode yang menggunakan angka keuntungan menurut akuntansi dan dibandingkan dengan rata-rata nilai investasi
5.   Internal Rate of Return (IRR) adalah metode yang menentukan discount rate yang dapat mempersamakan present value of proceeds dengan outlays sehingga NPV = 0
      Baiklah, untuk menguasai teknik atau metode penilaian investasi di atas marilah kita coba menyelesaikan kasus berikut ini.

Contoh 1.
PT. UNICLEAN
PT. Uniclean harus memutuskan untuk membeli satu mesin baru yang dapat menunjang tingkat produksinya. Terdapat penawaran mesin yang akan diimpor dari Jepang dengan harga Rp300.000.000, taksiran umur ekonomis mesin selama 4 tahun dan nilai sisa sebesar Rp80.000.000 pada tahun keempat berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp100.000.000 pada tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Pihak manajemen harus menentukan apakah mesin tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan ataukah tidak. Apabila hasil analisis finansial menunjukkan bahwa mesin tersebut memberi keuntungan, maka perusahaan akan membelinya. Sebaliknya, apabila ternyata mesin tersebut tidak memberikan keuntungan, maka perusahaan akan beralih ke tawaran lain yang lebih menguntungkan.
Ditanyakan:
Tentukan apakah penawaran mesin dari Jepang tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun !


Jawab:
per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis
                = (300.000.000 – 80.000.000) / 4 = Rp55.000.000
Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV =Rp100.000.000 + Rp55.000.000 = Rp155.000.000



PV kas masuk tahun I     = 155.000.000/(1+0,16)1 =   133.620.689,7
PV kas masuk tahun II    = 155.000.000/(1+0,16)2 =   115.190.249,7
PV kas masuk tahun III   = 155.000.000/(1+0,16)3 =   99.301.939,4
PV kas masuk tahun IV   = 155.000.000/(1+0,16)4 =   85.605.120,17
                                                                            ------------------ +      
                                                                             433.717.999                                    
PV nilai sisa di tahun IV  = 80.000.000/(1+0,16)4 =  44.183.287,83 
NPV = -300.000.000 + 433.717.999 + 44.183.287,83 = +Rp177.901.286,8 
Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli.

Alternatif jawaban kedua dengan menggunakan tabel PV:
Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis
                                 = (300.000.000 – 80.000.000) / 4 = Rp55.000.000
Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV = Rp100.000.000 + Rp55.000.000 = Rp155.000.000

PV kas masuk tahun I s.d tahun IV adalah: Tabel A2 (16%,4) x 155.000.000
                                                                            =  2,798 x 155.000.000 = 433.690.000

PV nilai sisa di tahun IV: Tabel A1 (16%,4) x 80.000.000
                                                   = 0,552 x 80.000.000 =  44.160.000
NPV = -300.000.000 + 433.690.000 + 44.160.000 = 177.850.000
Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli.


Contoh 2.
PT. MERAH DELIMA
Tuan Michael merupakan direktur utama PT. Merah Delima yang memproduksi berbagai makanan dan minuman ringan. Seiring dengan peningkatan permintaan, Tuan Michael  tengah mempertimbangkan ekspansi dengan mendirikan pabrik baru. Selain itu dipertimbangkan penggantian mesin yang lama karena dinilai sudah tidak produktif lagi dan memerlukan biaya perawatan yang mahal karena sering mengalami kerusakan. Berkaitan dengan pengadaan mesin baru, Tuan Michael tengah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian mesin yang diimpor dari Jepang. Mesin tersebut memiliki kemampuan otomatisasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi tenaga kerja langsung. Mesin tersebut bernilai Rp320 juta dan memiliki umur ekonomis selama 30 tahun. Dalam hal pengadaan mesin, Tuan Michael memiliki dua alternatif pengadaan, yaitu alternatif pertama adalah membeli mesin tersebut dengan cara dicicil langsung melalui produsen dengan keharusan membayar DP sebesar Rp20 juta dan sisa cicilan dibayarkan sebesar RP16,5 juta per bulan selama 30 bulan. Alternatif kedua adalah melakukan pinjaman kepada pihak lain sebesar Rp. 320 juta dengan cicilan Rp19,5 juta per bulan selama 35 bulan.  Tuan Michael harus menentukan pilihan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.

Ditanyakan:
Cara pembelian mesin yang paling menguntungkan, apakah membeli mesin langsung secara kredit atau menggunakan pinjaman dana dari pihak lain dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR)!

Jawab:
Alternatif I: membeli mesin langsung secara kredit
Harga mesin: Rp320 juta, DP Rp20 juta, cicilan Rp16,5 juta selama 30 bulan
Dengan harga mesin Rp320 juta dan DP Rp20 juta, maka harga yang harus dibayar untuk dicicil adalah Rp300 juta.

300 juta = 16,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)30]
300 / 16,5 = 18,18182
Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 18,18 dengan n=30 terletak pada kisaran tingkat bunga 3% dan 4%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi. (Daftar tabel A2 dapat Anda peroleh di beberapa buku teks tentang manajemen keuangan)

Tingkat bunga            Diskon faktor annuity           Angsuran          PV pembayaran angsuran
3%                            19,6004                               Rp16,5 juta       Rp323,4066 juta
4%                            17,2920                               Rp16,5 juta       Rp285,3180 juta
Selisih 1%                                                                                   Rp  38,0886 juta        

Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 3% atau 4% sebagai berikut

Bunga 4%:
Rp300 juta – Rp285,318 juta = Rp14,682 juta
Nilai dalam % angka:
(14,682/38,0886) x 1% = 0,38547%
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 4% - 0,38547% = 3,61453%

Atau
Bunga 3%:
Rp323,4 juta – Rp300 juta = Rp23,4066 juta
Nilai dalam % angka:
(23,4066/38,088) x 1% = 0,61453
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 3% + 0,61453 = 3,61453%

Alternatif II
Pinjaman Rp320 juta, cicilan Rp19,5 juta selama 35 bulan
320 juta = 19,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)35]
320/19,5 = 16,41026
Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 16,41026 dengan n=35 terletak pada tingkat bunga 4% dan 5%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi.

Tingkat bunga            Diskon faktor annuity           Angsuran          PV pembayaran angsuran
4%                            18,6646                               Rp19,5 juta       Rp363,9597 juta
5%                            16,3742                               Rp19,5 juta       Rp319,2969 juta
Selisih 1%                                                                                   Rp  44,6628 juta        

Selanjutnya, dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 4% atau 5% sebagai berikut.

Bunga 4%:
Rp363,9597 juta – Rp320 juta = Rp43,9597 juta
Nilai dalam % angka:
(43,9597 /44,6628) x 1% = 0,984258%
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 4% + 0,984258% = 4,985258%

Atau
Bunga 5%:
Rp320 juta – Rp319,2969  juta = Rp0,7031juta
Nilai dalam % angka:
(0,7031/44,6628) x 1% = 0,015742
Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung:
i = 5% - 0,015742% = 4,958258

Dengan memperhitungkan tingkat bunga pada kedua alternatif, maka sebaiknya membeli langsung dengan kredit karena tingkat bunganya lebih rendah daripada meminjam uang pada pihak lain


1 komentar: